Senin, 30 Januari 2012

Malam dan Sajak tentang Kau dan Hujan


Pada muram malam
lampu kota memancarkan sedu dan sedan
sedang bintang-bintang
selintas menghilang di tepi waktu.

Lalu tiba-tiba
hujan melintas
dan aku masih saja mencari
di mana malamku, kau sembunyikan.

— 17 September 2011 —
Foto hasil jepretan Krisna Yudhitama

Jumat, 27 Januari 2012

Januari yang Indah


: Noviyanti Souw

Pada Januari, kita saling menaut janji—mengarungi hidup berdua, sampai waktu menutup usia. Cincin terlingkar di jari manismu—mengikat masa depan kita, menutup jeda cinta, menjadi rasa percaya. Sekian banyak Januari telah kita lalui, berbagai kenangan tercecap sudah, namun rindu belum jua memudar, menjaga cinta kita tetap nyala--seandainya kita terpaksa jauh.

Kasih, segalanya telah dituliskan Tuhan. Jiwa kita satu, selamanya.
________________________________________

Januari yang Indah
Chrisye

Januari yang indah, mula cinta kita bersemi
tak mungkin akan kulupakan, sampai akhir nanti.

Januari yang indah, saksi kasih kita berdua
semoga abadi untuk selamanya, kasih di antara kita.

Peluklah aku
jangan kau lepaskan lagi
kuingin selalu
tidur dalam pelukanmu, Kasih.

Jangan pernah, Sayang
kautinggal diriku ini
kuingin selalu ada di sisimu
bersamamu.

Album Sendiri Lagi

Jumat, 13 Januari 2012

Januari yang Tersenyum


: Untuk saudaraku Rafael

Ada yang berjalan, berjinjit di antara angka-angka almanak di rumahmu, sebuah kebahagian.
Sampai ia di sebuah Januari.
Berdiri kebingungan di antara deret hari. Memilih.
Lalu, tigabelas.
Seketika, tangis pecah di rumahmu.
Bukan duka, tapi suka.
Bukan kesedihan tapi lengkung senyuman baru.
Langit dan gemawan tertawa.

Disana, terbungkus doa, bahagia dihantar di rumahmu. Mewujud putra kecil dalam hangat dekapan ibu, merupa kau dalam selimut biru

Sejak itu, setiap Januari ada yang tersenyum di langit--sejak itu ada semesta cinta di tempatmu berdiam.

— 13 Januari 2012 —
Amalia Achmad

Terima kasih, Saudaraku, kado puisinya benar-benar membuat Januari terasa lebih hangat, meski musim di kotaku, masihlah hujan.

(Bukan) Dongeng Kecil


/1/
 
Duduklah dengan nyaman, Sayang
aku punya cerita –
 
Pada suatu hari di mana hari belum pernah ada.
 
Tuhan menyeberangi lautan, Ia terpana
langit masih kosong
tak ada jejak telapak pada permukaan tanah
bunyi menjadi setipis sunyi
bagaimana pagi bisa jadi pagi – keluh-Nya
maka, ditaburkannya bintang
dikembangkannya layar di lubuk angkasa
naungilah cinta di bumi – sabda-Nya
dan Ia menamainya semesta.
 
Namun, ketika angin pertama mulai berhembus menyentuh bumi
cuaca menjadi dingin.
Tuhan pun menakar hangat di tepian pantai
dan termangu
Coba tengok –
demikian sunyi, birahi pohon-pohon
pada tanah sehabis hujan.
Sedang daun-daun, masih lelap dalam kabut
kabut pagi.

 
Maka ditebarkannya cahaya
dilepaskannya bayang-bayang.
Kelak, kita menamainya matahari – bisik-Nya
sebab ia bakal memulai dan mengakhiri hari.
 
Setelah semua dijadikan
Tuhan memandang ciptaan-Nya
betapa baik, sungguh betapa baik – kata-Nya.
Ia pun tertegun
saksikan burung-burung bercericit di ranting tetumbuhan
mendengar semilir angin bersiup di tenang rerumputan
di bawah pohon ek, dibentuknya Adam dan Hawa.
 
Taman Eden – Tuhan termenung.
Kebahagiaan bagi ciptaan baru.
 
/2/
 
Malam hening
berbayang-bayang tebing
bulan berselimut kabut menyentuh relung bumi.
Burung-burung melintas jembatan
kota terkurung dalam sunyi tak tercatat.
Tuhan pun terkantuk di tepi kolam
sebelum tidur, Ia panggil malaikat pemetik harpa
tahu saja Tuhan suka lagu apa.
 
Di telaga
angin sekadar berbisik tanpa mengacaukan aliran air
di dalam perahu daun berbaring
lelehan bulan menyentuh wajah Tuhan
muka tidur-Nya teduh nian.
Tuhan pun bermimpi, indah sekali
Maka – dijadikanlah kamu.
 
— 25 Agustus 2011 —
Dalam bahasa Ibrani, Eden berarti kebahagiaan dan kesenangan hati.

Kamis, 12 Januari 2012

(Ulasan Album) Anji - Luar Biasa



ANJI - Luar Biasa (2011)

1. Kata Siapa
2. Cinta Sulit Diterka
3. Sudah Jangan Bertengkar
4. Kekasih Terhebat
5. Dengan Sebab Sederhana
6. (Hatiku) Berhenti di Kamu
7. Ternyata Cinta
8. Luar Biasa (feat. Endah N Rhesa)
9. Seperti Aku dan Dirimu



Dengan mengambil judul Luar Biasa, sebenarnya Anji sudah bertaruh di album pertamanya. Apa benar lagu-lagunya sesuai dengan judul albumnya? Meskipun konsepnya sendiri sudah di luar kebiasaan. Coba perhatikan, judul-judul lagunya membentuk satu kalimat utuh, bukan? "Kata siapa, cinta sulit diterka? Sudah jangan bertengkar, kekasih terhebat. Dengan sebab sederhana, (hatiku) berhenti di kamu. Ternyata, cinta luar biasa, seperti aku dan dirimu."

Kita bakal menemukan tembang pop cerdas berjudul Kata Siapa dan Cinta Sulit Diterka di bagian pembuka. Perpaduan musik nan catchy di sepanjang durasi, menghasilkan hook-hook yang menyegarkan telinga. Sementara warna sendu mulai terlihat di lagu Sudah Jangan Bertengkar, Kekasih Terhebat hadir begitu menawan dengan beat-beat nan cerah dan menyenangkan.

Selain kepiawaian bernyanyi, ternyata Anji juga lihai dalam membuat lirik lagu. Kocokan gitar akustik, perpaduan instrumentalia piano dan alat musik gesek, pun bait nan puitis membuat Dengan Sebab Sederhana mudah sekali disukai. Kemudian, di madah (Hatiku) Berhenti di Kamu, kita dapat menangkap kuatnya kesedihan yang tersurat dalam liriknya yang sangat emosional. Lagu yang hanya didominasi dengan dentingan piano tersebut menjadi salah satu tembang terkuat di album Luar Biasa. Dan, seolah ingin memberi kejutan pada pendengarnya, Anji juga mengundang Bottlesmoker untuk menawarkan warna baru pada hits lama PadI, Ternyata Cinta. Dengan caranya sendiri, Anji membuat lagu tersebut berbeda tanpa harus merusak versi aslinya.

Kredit lebih aku berikan pada tembang akustik minimalis berjudul Luar Biasa. Duet Anji dan Endah N Rhesa memberikan nuansa manis dan menyenangkan di sini. Seakan dinyanyikan tanpa beban, melodinya terdengar santai dan tenang. Permainan instrumennya terbilang maksimal meski hanya bermodalkan gitar dan bas, pembagian vokalnya pun terdengar kompak dan menyatu, senada dengan lagunya. Terakhir, sebagai penutup, Seperti Aku dan Dirimu cukup efektif memberikan kesan anthemic sekaligus melegakan di benak pendengar.

Jadi, apa benar Anji bisa mewakili harapan kita terhadap judul albumnya? Kalau aku. Ya =).

8 / 10

— 12 Januari 2012 —


Rabu, 11 Januari 2012

(Ulasan Album) Ohashi Trio - R



Ohashi Trio 大橋トリオ - R (2011)

1. アネモネが鳴いた / Anemone ga naita
2. 美しいもの / Utsukushii mono
3. モンスター feat.秦基博 / Monster feat. Hata Motohiro
4. シアワセの碧い鳥 / Shiawase no aoi tori
5. Ethnic
6. ROOTs
7. the ice
8. ホルトノキ / Horuto no ki
9. The Long Parade
10. Bing Bang (trio original version)

Detail album bisa dilihat di sini



Pemandangan elok di balik jendela, hanya bisa aku nikmati sebentar, mengingat perjalanan masih jauh, sementara kereta hanya berhenti sejenak. Di sini, selain derit-derit rel dan suara senyap hujan, ada perasaan haru ketika telingaku berhasil menjangkau nada-nada syahdu di album Ohashi Trio - R. Suara kalem Ohashi begitu nyaman didengar di tengah dinginnya cuaca. Sebenarnya, suasana teduh sudah terbaca sejak aku melihat sampul albumnya, begitu elok, dengan rumah mungil di tengahnya, seolah ingin menyampaikan perasaan tenang di benak pendengar.

Album R dibuka dengan balada Anemone ga Naita dan tembang dinamis Utsukusii Mono. Namun, aku paling suka dengan duet Ohashi dan Hata Motohiro di lagu Monster. Meski judulnya seram, musiknya sendiri begitu menawan dengan beat-beat nan cerah dan meriah, melodinya dibalut dengan nada-nada nan intim dan berkarakter. Aransemennya, terutama pada petikan gitar, piano dan gesekan biolanya, alangkah istimewa. — dan vokal Hata, menambah nilai lebih di sini.

Lagu lainnya pun mengalir nyaman bagai sungai jernih mengalurkan debar menyenangkan. Keahlian Ohashi Yoshinori dalam mengaransemen lagunya memberikan warna klasik yang tak mungkin terlupakan. Keindahan nada-nadanya alangkah relung mengalunkan rasa tenteram di benak pendengar. Shiawase no Aoi Tori begitu syahdu dengan kemasan piano jazz nan kental. Dua lagu instrumen, Ethnic dan the ice, pun cukup menawan bila dijadikan nada pengingat pesan (he-he). Sementara ROOTs dan The Long Parade menawarkan sisi ceria yang menggembirakan, Horuto no Ki hadir begitu emosional dengan lantunan pianonya. Dan, seperti lazimnya dilakukan penyanyi jazz lain, di lagu Bing Bang, Ohashi ber-scat singing, dengan lantunan silabel tanpa makna — "bruplu bruplu", namun tetap asyik didengar. Lagu bernuansa cerah tersebut dipilih Ohashi sebagai penutup sempurna album R.

Sebagai solois dengan keterampilan teknik dan ekspresi yang tinggi, Ohashi berhasil meramu folk-jazz menjadi lembut dan terterima. Dia juga memainkan hampir seluruh musik dalam lagunya. Aransemennya begitu rapi dan segar, dengan komposisi yang ringan, anggun dan menyenangkan. Durasinya memang lama dan melelahkan, namun album R selalu dapat memaksaku untuk mendengar dan mendengarnya lagi. Melodinya, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang rasanya dekat sekali dengan kita. Istimewa =).

8 / 10

— 10 Januari 2012 —