Selasa, 17 Februari 2015

Kado


saat ini
lagu yang kausuka
mengalun di seluruh
penjuru kota,
tanpa sengaja
ia mengisi hatiku
dengan rindu yang
semakin hangat,
ketika mendengarnya
aku seperti menemukan
kita yang dulu.

di antara hitam dan putih
ada begitu banyak warna,
manakah yang paling kausuka?
aku ingin melihatmu tersenyum
menerima hadiah kecil ini;
hadiah yang kini
lusuh dalam pelukku.

17 Februari 2015

Minggu, 08 Februari 2015

Sehangat Bunga Matahari



jangan menangis lagi, sekali saja aku ingin melihat senyummu. bukankah seharusnya aku lebih bersedih, memandangmu kini berteduhkan sunyi? aku hanya ingin memetik bunga matahari di dada dan menanamnya di lubuk kenang, karena kau begitu indah jika berbahagia.

kelak seluruh kota kan menyimpan ruang kosong, mengingat masa itu kini telah benar-benar berlalu, —ketika tak ada lagi langkahmu menyusuri sepanjang sisi kota, dan tak terdengar keluhmu bila roda becak menerobos rel kereta. ketika hanya dengan menatap langit aku dapat mengobati rasa ingin bertemu.

27 Januari 2015

Lusy,



ketika pada suatu malam, matamu terpejam, adakah di hatimu terbayang, di sini, sebuah jiwa, ingin selalu dekat—meskipun kini sulit bagi kita tuk sekadar bertukar sapa? sekarang, bahkan dalam mimpi pun kita tak selalu di-izinkan bertemu. padahal dulu kau begitu dekat, senyummu terasa biasa saja saking seringnya di ruang depan aku lihat.

kamarmu selalu berantakan, seperti kapal pecah, kadang pakaian kerjamu dibiarkan begitu saja di permukaan kasur, dan segala macam parfum dan kosmetik kau biarkan membekas di ujung sprei. aromanya bercampur baur namun terasa akrab dan manis sekali. lucunya, kau hanya bergumam ketika kakakmu menyuruhmu merapikannya. lihatlah, rumah jadi teramat hampa, dan tempat tidurmu terlalu putih dan kosong, seolah ada jurang, mengaga dekat jantungku.

entah kapan aku mampu terbiasa tanpamu, bagaimana jika di suatu kelak aku terbenam terlalu dalam di lubuk duka dan melupakan seluruh kenang bahagia? kini, bila berjalan di senyapnya kota, seluruh langkah seperti ingin temukan bayangmu, sejauh pandang tak henti mencari wajahmu. ingin sekali aku ingkari, dan meyakini, kau belum tiada, kau hanya pergi sementara saja. namun tak bisa, tak mungkin bisa, rindu terus menyadarkan aku, jarak kita kini jauh, tak tertempuh, sebesar apapun langkah terayun.

kenapa rinduku bisa begini sarat? padahal jarang sekali kita bertukar sapa. lalu, kepada siapa aku harus tumpahkan tangis? sebab kau tak sempat menyisakan apa-apa, selain lirih puisi di sudut sunyi, di mana setiap suara hanyalah gema, bukan engkau.

bukan lagi.

tak lagi.