Minggu, 15 Desember 2013

Gadis Penjual Korek Api




Ada kabar apa, dilambaikan daun-daun
pada lembut tanah dan sejuk udara
ketika lamat-lamat kaudengar malam berbisik
di sunyi butiran salju
di depan gereja?

Ada rindu, rupanya
pada pijar mata bunda
ketika kaulihat
kilau bintang di pucuk cemara
memendarkan hangat kenangan.

Betapa nyeri kau urai puisi dalam bahasa
paling sepi, di mana doa
begitu khusyuk menerjemahkan kesunyian
menjadi satu-satunya harapan di bumi
namun, syair paling indah, bukankah seperti rindu
hanya dapat dibaca dengan air mata?

Gadis kecil
aku ingin lebur dalam nyala korek api di tanganmu
untuk meyakini
kebahagiaan yang padam, bisa dinyalakan kembali

23 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar