Senin, 17 Mei 2010

Kidung Sunyi


Kutemukan getaran yang bernyanyi di reruntuhan hatiku. Mencoba membawaku ke dalam hening yang pekat. Aku terpejam, meresap kecupannya – rindu mengalir bagai amorita di cawan renjana. Pagi tiba, Kau datang, langkahmu seperti seorang pujangga mengucap syair cinta. Aku terhenyak dari lamunan. Seketika kusentuh jemari, lembut menyentuh celah tirta. Kau tak ada.

Perlahan, nada-nada menjelma genangan di dalam hatiku. Membasuh debu-debu pandang mataku. Aku tersadar sepanjang malam tadi, tengah kuhabiskan masa bertahun, mencari sunyi di gemuruh hidup. Kini aku mengerti, sunyi serupa nyanyian rahasia, yang kutemukan kala tunduk bersujud.

Kutadah tangan dalam kekosongan hingga Sang Pembesar Jiwa menyadarkan jalan kalbuku.

Ditulis oleh Rafael Yanuar (Mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar