Selasa, 29 Juni 2010

Phantasmagoria


/1/

Aku menepikan diri di pundak sepi, pada puing-puing tak bernyawa yang menumpah
Tirta kerinduan
Tiba-tiba lampu mati, ketika kutulis
Puisi untuk tenggelamnya pagi

Kini,
Semua tak terlihat lagi
Kecuali kerinduan pada sajak yang urung kutulis

/2/

Aku menepikan sepi di pundak diri
Ketika redup membayangi mimpi
Di gelap pagi aku mencari

Tiba-tiba terang menyala lagi, ketika lelah kurangkai kata buatmu
Kecuali sisa bayang yang mengendap di sudut phantasmagoria
Semua nyata

: hilang

Rafael Yanuar (25 Maret 2010)

2 komentar:

  1. Ada setitik melankolisme yang tak terlalu mencuat...aku menyukai sajak ini, maaf jika interpretasiku tidak sejalan dengan makna yang ingin kau sampaikan. Anyway makasih flo, tulisan ini telang mengilhamiku dengan phantasmagoria(ku) :)

    BalasHapus
  2. ah, mengingatkanku Lewis Carroll yg begitu kukagumi.

    life, what is it but a dream?

    ;-))

    BalasHapus