Jumat, 07 Februari 2014

Lembang



i.
di dinhari yang senyap
di halaman villa de rosa lembang
aku menyempatkan diri melihat
bukit batu kecil yang dihiasi pelita redup
yang nyalanya seperti matamu
            setelah menahan kantuk selama empat jam
            perjalanan cirebon – bandung
lalu kusadarkan diri
pada malam tak berbintang
bandung yang kelabu
juga lampu taman yang sendu
yang menyinari seluruh relung
dengan cahaya seindah lembayung.

tapi tak ada yang secantik rembulan
yang sinarnya terpantul di awan-awan
seolah kulitmu yang putih dan halus
menguarkan aroma
yang lebih harum dari musim berbunga,
ini malam yang indah, dingin dan berembun jernih
yang ingin kupandangi sedalam mungkin
(sebelum segala yang singgah
seperti juga kedamaian ini
berujung pada ketiadaan.)

ii.
di malam yang jingga ini, wajah bulan terlihat gugup
seperti degup jantung yang lama tak tersentuh hidup
di kerumunan kesunyian ini, yang dipadati
dengan lembaran daun
aku ingin menyimpan puisi-puisiku
juga—bila mungkin—
cahaya redup yang dipantulkan kunang-kunang.

dari keheningan di jalan ini
aku akan meraba degup jantungku sendiri
yang ingin mengenal lebih jauh
bau tanah, dan malam yang sendu
juga langit
yang selalu menuliskan alamat
pada doa-doa, yang jauh.


1 komentar:

  1. blogmu butuh layout yg lebih menarik yang sesuai dengan musim bunga, Raf :p

    BalasHapus