aku akan mencatat segalanya malam ini
mencatat daun-daun yang
jatuh melingkar di sepanjang jalur trotoar
juga aroma dupa yang harum namun pahit, dari dalam kelenteng tua,
pun aspal yang
berkilau dimandikan genangan
dan lagu lama yang perlahan
didesiskan kenangan.
aku akan mencatat segalanya
yang mungkin membebaskanmu
dari kematian yang panjang,
dari awan-awan yang
melepaskan hujan
(tanpa rintih kehilangan)
atau langit yang percaya
(bahwa kepergian
hanya jalan yang sia-sia).
aku ingin menyelamatkanmu,
dari celah sempit
di dalam diriku
dari kata yang (mungkin) tak berarti apapun
juga sepatah ucap yang tak didengar siapapun,
kuingin sejenak sembunyi
dari tuhan yang murung
meringkuk dalam dosa yang lalai dicatat
wajah duka yang tak dipahami.
dari kata yang (mungkin) tak berarti apapun
juga sepatah ucap yang tak didengar siapapun,
kuingin sejenak sembunyi
dari tuhan yang murung
meringkuk dalam dosa yang lalai dicatat
wajah duka yang tak dipahami.
ini keren pas aku baca dengan berbisik (karena udah dini hari dan takut mengganggu tetangga). cuma bait terakhir itu nggak oke banget rasanya. aku stuck pada "ini". dan mungkin, karena itu hanya dua baris. berasa kurang atau nanggung di pembacaanku. cuma komentar :D
BalasHapusahak hak hak
kip nulis :p
Agak gantung ya, Chris? Aku juga negrasa gitu, ingin cari bait tambahan jadinya =/.
HapusLama nian tak bersua, apa kabar? =D
ehehehehe.
BalasHapusgantungnya di bunyi siy, menurutku :D
kabar baik.
gimana dirimu dan keluarga?
ahak hak hak