Jumat, 13 Januari 2012

(Bukan) Dongeng Kecil


/1/
 
Duduklah dengan nyaman, Sayang
aku punya cerita –
 
Pada suatu hari di mana hari belum pernah ada.
 
Tuhan menyeberangi lautan, Ia terpana
langit masih kosong
tak ada jejak telapak pada permukaan tanah
bunyi menjadi setipis sunyi
bagaimana pagi bisa jadi pagi – keluh-Nya
maka, ditaburkannya bintang
dikembangkannya layar di lubuk angkasa
naungilah cinta di bumi – sabda-Nya
dan Ia menamainya semesta.
 
Namun, ketika angin pertama mulai berhembus menyentuh bumi
cuaca menjadi dingin.
Tuhan pun menakar hangat di tepian pantai
dan termangu
Coba tengok –
demikian sunyi, birahi pohon-pohon
pada tanah sehabis hujan.
Sedang daun-daun, masih lelap dalam kabut
kabut pagi.

 
Maka ditebarkannya cahaya
dilepaskannya bayang-bayang.
Kelak, kita menamainya matahari – bisik-Nya
sebab ia bakal memulai dan mengakhiri hari.
 
Setelah semua dijadikan
Tuhan memandang ciptaan-Nya
betapa baik, sungguh betapa baik – kata-Nya.
Ia pun tertegun
saksikan burung-burung bercericit di ranting tetumbuhan
mendengar semilir angin bersiup di tenang rerumputan
di bawah pohon ek, dibentuknya Adam dan Hawa.
 
Taman Eden – Tuhan termenung.
Kebahagiaan bagi ciptaan baru.
 
/2/
 
Malam hening
berbayang-bayang tebing
bulan berselimut kabut menyentuh relung bumi.
Burung-burung melintas jembatan
kota terkurung dalam sunyi tak tercatat.
Tuhan pun terkantuk di tepi kolam
sebelum tidur, Ia panggil malaikat pemetik harpa
tahu saja Tuhan suka lagu apa.
 
Di telaga
angin sekadar berbisik tanpa mengacaukan aliran air
di dalam perahu daun berbaring
lelehan bulan menyentuh wajah Tuhan
muka tidur-Nya teduh nian.
Tuhan pun bermimpi, indah sekali
Maka – dijadikanlah kamu.
 
— 25 Agustus 2011 —
Dalam bahasa Ibrani, Eden berarti kebahagiaan dan kesenangan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar