: Untuk saudaraku Rafael
Ada yang berjalan, berjinjit di antara angka-angka almanak di rumahmu, sebuah kebahagian.
Sampai ia di sebuah Januari.
Berdiri kebingungan di antara deret hari. Memilih.
Lalu, tigabelas.
Seketika, tangis pecah di rumahmu.
Bukan duka, tapi suka.
Bukan kesedihan tapi lengkung senyuman baru.
Langit dan gemawan tertawa.
Disana, terbungkus doa, bahagia dihantar di rumahmu. Mewujud putra kecil dalam hangat dekapan ibu, merupa kau dalam selimut biru
Sejak itu, setiap Januari ada yang tersenyum di langit--sejak itu ada semesta cinta di tempatmu berdiam.
— 13 Januari 2012 —
Amalia Achmad
Terima kasih, Saudaraku, kado puisinya benar-benar membuat Januari terasa lebih hangat, meski musim di kotaku, masihlah hujan.
Jumat, 13 Januari 2012
Januari yang Tersenyum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar