sudah berapa rembulan, lampu
kota itu, kautemukan ketika berdiri di sini
di sisi jembatan, sementara
matamu memandang jauh ke seberang
menikmati pemandangan pada
sepertiga malam
dan menghitung semua hal yang tak kaumiliki,
sembari sesekali berkaca pada langit
merindukan masa kanak yang
telah pudar disembunyikan cuaca.
kelak, ketika usia tua
datang, maukah kau menemaniku di sini
bersandar pada railing jembatan, dan sekali lagi
mengulang kenangan
lalu bersisian di tengah
keriuhan kota sambil membawa jagung bakar
juga segelas es kelapa, yang
dulu sangat kau suka
meskipun
kita sudah tak saling mengenal
dan
melupakan nama-nama yang pernah akrab menemani masa-masa
sebelum
luka.
Sabtu,
4 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar