Sabtu, 18 Juli 2015

Ketika Daun-daun Berguguran



waktu yang berputar lambat
dalam hari-hari penantian,
ternyata berlalu begitu cepat,
tanpa terasa, limabelas tahun sudah,
sejak terakhir kita bertemu.
saat itu,
dari jendela kereta yang mengantarku pergi,
aku melihatmu menangis,
sembari memaksakan senyum
yang kumohon terakhir kali.

surat cinta yang kauberikan
pada kencan pertama kita
masih kusimpan rupanya,
terselip di buku harian
bersama seluruh kenang
yang lama hilang.
saat membacanya, segalanya jelaslah.
bahkan detik ketika
ciuman satu-satunya
yang kaukecupkan di pipiku,
terasa bagai pelukan hangat
yang selamanya menjadi
bagian dari hatiku.

kini, yang tersisa hanyalah
kertas usang di tanganku,
juga selembar fotomu
di depan bangunan tua.
kadang, aku ingin memahami perasaanku
ketika mengenang jalan
yang dulu sering kita lalui.

namun, merenungi daun-daun
yang tersungkur karena lamur,
betapa terkejutnya aku, menyadari
aku tak tahu apa-apa tentangmu,
bahwa bagiku kau masih teman sekelas,
gadis kecil berusia tigabelas,
yang kusayangi dengan sungguh.

2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar