waktu yang berputar lambat
dalam hari-hari penantian,
ternyata berlalu begitu
cepat,
tanpa terasa, limabelas
tahun sudah,
sejak terakhir kita bertemu.
saat itu,
dari jendela kereta yang
mengantarku pergi,
aku melihatmu menangis,
sembari memaksakan senyum
yang kumohon terakhir kali.
surat cinta yang kauberikan
pada kencan pertama kita
masih kusimpan rupanya,
terselip di buku harian
bersama seluruh kenang
yang lama hilang.
saat membacanya, segalanya
jelaslah.
bahkan detik ketika
ciuman satu-satunya
yang kaukecupkan di pipiku,
terasa bagai pelukan hangat
yang selamanya menjadi
bagian dari hatiku.
kini, yang tersisa hanyalah
kertas usang di tanganku,
juga selembar fotomu
di depan bangunan tua.
kadang, aku ingin memahami
perasaanku
ketika mengenang jalan
yang dulu sering kita lalui.
namun, merenungi daun-daun
yang tersungkur karena
lamur,
betapa terkejutnya aku, menyadari
aku tak tahu apa-apa
tentangmu,
bahwa bagiku kau masih teman
sekelas,
gadis kecil berusia
tigabelas,
yang kusayangi dengan
sungguh.
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar