Kepadamu, perempuan bermata senja
masih ingatkah kau, pada burung-burung kertas
dalam toples kaca bening
pemberianku?
Adakah ia abadi, seperti janjiku dulu
meski kematian terlalu cepat merenggutmu
bahkan sebelum sempat kauhitung jumlahnya
tepat seribu
dan
angin pun
mengalir
di dua bolamatamu
mengalir
dan terus mengalir
seperti
mata air, berhembus
di
debar darahku
hidup ternyata membuat luka terasa deras
meski selebihnya hanya cinta dan marah
engkau begitu diam memandang maut
berkelindan di mata burung-burung kertas
telah kaulihat kunang-kunang benderang
di dalam jasad puisi
kelak kematian tak datang lagi, katamu
tak datang lagi
dan sebilah belati memantulkan hangat darah
membelah
dan segalanya
meniada.
20
April 2012
Salam kenal Kak Rafael,
BalasHapusAku selalu suka puisi-puisi Kakak. Biasanya aku menikmati hasil karya Kakak di Yahoo! Answer (secara Kakak dan Kak Mitsu adalah Masternya di room Taman *menurutku* ;)
Aku baru tau ternyata Kak Rafael punya blog juga. Aih, senangnya! :D
Oh iya, aku pernah posting tentang Kak Rafael di blogku, silakan mampir jika bersedia. :)
Thx.
Regards,
=R=
Selamat, anda memiliki satu lagi tambahan penggemar.
BalasHapus