Minggu, 22 April 2012

Kunang-kunang, Maut dan Seribu Burung Kertas




Kepadamu, perempuan bermata senja

masih ingatkah kau, pada burung-burung kertas
dalam toples kaca bening
pemberianku?

Adakah ia abadi, seperti janjiku dulu
meski kematian terlalu cepat merenggutmu
bahkan sebelum sempat kauhitung jumlahnya
tepat seribu

dan angin pun
mengalir di dua bolamatamu
mengalir dan terus mengalir
seperti mata air, berhembus
di debar darahku

hidup ternyata membuat luka terasa deras
meski selebihnya hanya cinta dan marah

engkau begitu diam memandang maut
berkelindan di mata burung-burung kertas
telah kaulihat kunang-kunang benderang
di dalam jasad puisi

kelak kematian tak datang lagi, katamu
tak datang lagi

dan sebilah belati memantulkan hangat darah
membelah

dan segalanya
meniada.

20 April 2012

2 komentar:

  1. Salam kenal Kak Rafael,

    Aku selalu suka puisi-puisi Kakak. Biasanya aku menikmati hasil karya Kakak di Yahoo! Answer (secara Kakak dan Kak Mitsu adalah Masternya di room Taman *menurutku* ;)
    Aku baru tau ternyata Kak Rafael punya blog juga. Aih, senangnya! :D

    Oh iya, aku pernah posting tentang Kak Rafael di blogku, silakan mampir jika bersedia. :)
    Thx.

    Regards,
    =R=

    BalasHapus
  2. Selamat, anda memiliki satu lagi tambahan penggemar.

    BalasHapus