Minggu, 27 Oktober 2013

Dengan Apa Kau Bahasakan Cinta?


Teratai
Berdecak kolam dibuai teratai
katak-katak melompat di batu-batu
matahari belum berumur
rumput-rumput tersulur
di hadapan kolam rembulan menulis
bait-bait tafakur
                                o, di langit mana cahaya tumbuh    
dan terbitkan lembut senyummu?

Gandum
Duduk sendiri di kolam
terusik hati mengenang tuan
pada sandaran batu selepas tanya
                                dapatkah padi ditanam
                                di kebun tempat tuan memetik bunga?
Sementara di sini sudah tak ada lagi
pagi dan senja
dan rindu, seluruhnya masuk
dalam saku puisi.

Padi
Di dalam kereta
tercium bau ranting
dan harum kota seberang
di depan jendela
terkembang pematang dan terik
matahari—
padi telah merunduk rupanya
barangkali sama seperti
patahan dongeng di lengkung kacamata
dan podang liar di bukit bunga persik.

Zaitun
Setiap tahun
ketika musim
bertiup di pucuk hijau zaitun
sehirup napas
terhidu seperti
kuncup-kuncup yasmin
dan matahari
bertunas lir
bait puisi
di ilalang
kita baca
selembar kilau
embun pagi
dan aku pun
temukan kau
di mana-mana.

Pandan
Harum daun pandan
dan kepul nasi hangat
terkembang tak sudah-sudah
tafakur aku
cecap hangat syukur
di perisa lidah
bersamamu, barisan burung di kabel listrik
terlihat seperti partitur sebuah lagu.

2013--buat paman, koko dan chichi tersayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar