Jumat, 18 Oktober 2013

Satu Ketika


bertanyalah burung bebas

pada burung di sangkar
                permainya dunia, kasihku
                puaskan hasrat dalam dada
                ungsikan sunyi duka derita
                maka marilah
                dalam lena musim cuaca
                terbang beradu sayap beralih benua.

lalu berkata burung di sangkar
                tapi aku cinta takdirku, kasihku
                hanya dengannya aku dapat
                memesan lapar dan getir kalah
                berbuni hening di malam purnama
                bukankah baik bila perlahan
                kita tujukan laguan sendu bagi dewata?

berkata burung bebas
                selaku telapak tangan Tuhan
menghampar di hari pertama
dunia meranum, kasihku
bunga-bunga terbuka,
kenapa tak kausibak pintu jelajak
ikut jalanku, terbang melayang.

berbisik burung di sangkar
tapi takdir mengunciku di sini, kasihku
tiada berkuasa aku di hadapnya
maka rapatkan sayapmu sekejap
lalu pergilah
sebelum ia menangkapmu jua!

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar