Minggu, 21 Desember 2014

Di Sunyi Doa-doa




i.
telah kauterima rupanya
suratku di seberang sana,
ada berapa rindu kaubaca
ketika lamat-lamat terbayang
hangat tanah di malam purnama?

ii.
telah kaubaca rupanya
puisi tentang bagaimana
aku merindukanmu seperti sungai
menari di malam bulan pualam
terharukah kamu—sepertiku
ketika rayunada kenangan
terhimpun di merdu bunyi alu
penumbuk padi di lesung?

kenangan tak pernah berubah warna
meski uban di kepala kian bertambah
ungu peoni depan rumah masihlah seharum dulu
biar tanah tempatmu berpijak telah menjadi secokelat waktu.

manusia menua, dik, namun langit sejak purba
tak pernah bertambah tua
lalu, ketika tahun-tahun hanyalah gugur daun di jendela
adakah rinduku terbaca sebagai doa
di mana hidup selalu ingin
memahami detaknya?

10 Juni 2012
                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar