Rabu, 01 Februari 2012

Angin Pantai


Dik, matamu pijar mentari dipeluk senja
jatuh tenggelam di lubuk samudera
membentuk kenangan di rembang ingatan
menjadi anak-anak rindu dikejar gelombang
dan angin berlarian di kelopaknya
sebelum senyap kembali datang
ketika kau menutup mata.

Dik, di pesisir pantai nan senyap, bayanganmu lenyap
kini ada perasaan menderas bagai ombak nerkamkan karang.
Sedang senja membawa pesan kematian
burung camar tegar menera lara
kepaknya karam di debur samudera.

Dik, di sepanjang pantai angin bertiup
seperti ombak bergelayut di punggung laut
menjadi tiada direnggut maut.
Di sanalah kau dan aku terlahir
: sebagai perahu, bertolak kehiliringatan.

— 4 Juli 2011 —

Tidak ada komentar:

Posting Komentar