Rabu, 01 Februari 2012

Pembuat Teh


Malam dalam secangkir teh
kauseduh bersama rembulan
harum daunnya meriap di udara
menebar rasa tenteram di dalam dada.
Sementara hujan turun di depan jendela
rintiknya meleleh dalam puisi
: secarik rindu sengaja kita tuliskan.

Malam dalam secangkir teh
berkelindan dalam rindu sederhana
kaubersihkan kenangan di ceruknya
membiarkanku menyesap murni teduhnya.
Sementara hujan membasahi tasik
barik mendung masih menghias mega,
dan puisi
: kukuh membuatkanmu cahaya.

Malam dan secangkir teh
hanya menyisakan cangkir di sudut lemari
di mana ceruknya menghitam digerus waktu
sementara pemiliknya
kini sudah tak lagi ada.

— 31 Januari 2012 —

Tidak ada komentar:

Posting Komentar