Kamis, 16 Februari 2012

Risalah


PADA mulanya
hanyalah kata menetes
sebagai untaian syair
mengalir menuju hilir
: hilir makna.

PADA akhirnya
damai hanyalah riam sejuk
di mana airnya, bening hingga dasar berbatu
sementara pucuk pinus luluh dicumbu kesiuh angin
: doa tertulis di lembar daun-daun.

LIHAT, Kekasih
betapa embun selalu tersenyum
mendahului mekar berbagai kuntum
bertahan dalam musim dan hujan
sementara semesta tak letih membuatkan dian
di bening langit-Nya.

ALANGKAH
siapa tak ingin berjalan di sekitarnya
bermandi sejuk udara di hamparan ngarai hijau
di mana hangatnya mampu menawar gigil
manakala jiwa kita menjelma kupu-kupu
terapung di semenanjung cakrawala
bisikan rahasia di helai pawana, bergelora
sementara ribuan siul pipit serupa ruah suara
menuntun langkah membuka tirai kabut
: merasakan-Nya dalam segala ada dan tiada.

OH, betapa rahmat-Nya menyesaki udara
membelai hening, menelusup telinga pikir
membisiki risalah tentang waktu
: memberi getar pada hidup.

HINGGA tarikh mengalir menuju senja
matahari beranjak terbenam
malam luruh mengurai rindu tanpa kata
dan kita pun
mengerti cinta terindah
tak bertindak dalam tindakannya.

Kolaborasi bersama
Amalia Achmad dan Rafael Yanuar
11 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar